Selasa, 30 Mei 2017

Akhir perjalanan tokoh masyhur Syekh Abdul Qodir Al-Jailani


Banyak orang menyebut nyebut syech Abdul Qodir Al Jailani, dalam do'a, ataupun tawassul, namun bagaimana sebenarnya kisah syekh Abdul Qodir Al Jailani, tentu tidak banyak orang yang mengetahui kapan beliu lahir, ataupun wafat.
Secara jasad lebih dari delapan abad beliu telah terkubur. Akan tetapi nama tetap membekas kuat di kalangan umat Islam. Beliulah Syekh Abdul Qadir al-Jailani, tokoh ulama sufi kelahiran .
Syekh Abdul Qadir memiliki prinsip yang sangat kuat dalam hidupnya, penyuara kebenaran kepada siapapun, dan dengan risiko apapun. Beliu menekuni tasawuf, hingga ia mengalami pengalaman spiritual dahsyat yang mempengaruhi keseluruhan hidupnya. Jejak Syekh Abdul Qadir juga dijumpai dalam belasan karya aslinya
Selain mewarisi banyak karya tulisan, Syekh Abdul Qadir meninggalkan beberapa buah nasehat menjelang kewafatannya. Akhir hayat Syekh didahului dengan kondisi kesehatannya yang terus menurun. Kala itu putra-putranya menghampiri dan mengajukan sejumlah pertanyaan.
”Berilah aku wasiat, wahai ayahku. Apa yang harus aku kerjakan sepergian ayah nanti?” tanya putra sulungnya, Abdul Wahab.
”Engkau harus senantiasa bertaqwa kepada Allah. Jangan takut kepada siapapun, kecuali Allah. Setiap kebutuhan mintalah kepada-Nya. Jangan berpegang selain kepada tali-Nya. Carilah segalanya dari Allah,” jawab sang ayah.
”Aku diumpamakan seperti batang yang tanpa kulit,” sambung Syekh Abdul Qadir. ”Menjauhlah kalian dari sisiku sebab yang bersamamu itu hanyalah tubuh lahiriah saja, sementara selain kalian, aku bersama dengan batinku.”
Putra lainnya, Abdul Azis, bertanya tentang keadaannya. ”Jangan bertanya tentang apapun dan siapapun kepadaku. Aku sedang kembali dalam ilmu Allah,” sahut Syekh Abdul Qadir.
Ketika ditanya Abdul Jabar, putranya yang lain, ”Apakah yang dapat ayahanda rasakan dari tubuh ayahanda?” Syekh Abdul Qadir menjawab, ”Seluruh anggota tubuhku terasa sakit kecuali hatiku. Bagaimana ia dapat sakit, sedang ia benar-benar bersama dengan Allah.”
”Mintalah tolong kepada Tuhan yang tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Dia. Dialah Dzat yang hidup, tidak akan mati, tidak pernah takut karena kehilangannya.” Kematian pun segera menghampiri Syekh Abdul Qadir.

Syekh Abdul Qadir al-Jainlani menghembuskan nafas terakhir di Baghdad, Sabtu bakda maghrib, 9 Rabiul Akhir 561 H atau 15 Januari 1166 M, pada usia 89 tahun. Dunia berduka atas kepulangannya, tapi generasi penerus hingga sekarang tetap setia melanjutkan ajaran dan perjuangannya.
info By : https://sufimuda.net/





Penelusuran yang terkait dengan perjalanan syekh abdul qodir jaelani
amalan syekh abdul qodir jaelani
kisah syekh abdul qodir jaelani dan iblis
syekh abdul qodir jaelani menghidupkan orang mati
kata kata mutiara abdul qodir jaelani
kisah syekh abdul qodir jaelani full
makam abdul qadir
ajaran syekh abdul qodir jaelani
kisah syekh abdul qodir jaelani menghidupkan orang mati (Mahbib Khoiron)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

markas banser satkoryon Rawalo, Banyumas