![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyFFPQMKYWt4RTlv54NCoJdUSwhAaSREzXdgGEuKiXB2DhG00C-awq3NxeQwEm15JN2L0W6VrLHxevq4o12TLU6vnMjuDqVqTiaamZbd6-ytEBojPrRqL_LFHSGJePSnw-np11gF2gg7uE/s320/images.jpg)
Banyak orang menyebut nyebut syech Abdul Qodir Al Jailani, dalam do'a, ataupun tawassul, namun bagaimana sebenarnya kisah syekh Abdul Qodir Al Jailani, tentu tidak banyak orang yang mengetahui kapan beliu lahir, ataupun wafat.
Secara jasad lebih dari delapan abad beliu telah terkubur. Akan
tetapi nama tetap membekas kuat di kalangan umat Islam. Beliulah Syekh Abdul
Qadir al-Jailani, tokoh ulama sufi kelahiran .
Syekh Abdul Qadir memiliki prinsip yang sangat kuat dalam
hidupnya, penyuara kebenaran kepada siapapun, dan dengan risiko apapun. Beliu menekuni
tasawuf, hingga ia mengalami pengalaman spiritual dahsyat yang mempengaruhi keseluruhan
hidupnya. Jejak Syekh Abdul Qadir juga dijumpai dalam belasan karya aslinya
Selain mewarisi banyak karya tulisan, Syekh Abdul Qadir
meninggalkan beberapa buah nasehat menjelang kewafatannya. Akhir hayat Syekh
didahului dengan kondisi kesehatannya yang terus menurun. Kala itu
putra-putranya menghampiri dan mengajukan sejumlah pertanyaan.
”Berilah aku wasiat, wahai ayahku. Apa yang harus aku
kerjakan sepergian ayah nanti?” tanya putra sulungnya, Abdul Wahab.
”Engkau harus senantiasa bertaqwa kepada Allah. Jangan takut
kepada siapapun, kecuali Allah. Setiap kebutuhan mintalah kepada-Nya. Jangan
berpegang selain kepada tali-Nya. Carilah segalanya dari Allah,” jawab sang
ayah.
”Aku diumpamakan seperti batang yang tanpa kulit,” sambung
Syekh Abdul Qadir. ”Menjauhlah kalian dari sisiku sebab yang bersamamu itu
hanyalah tubuh lahiriah saja, sementara selain kalian, aku bersama dengan
batinku.”
Putra lainnya, Abdul Azis, bertanya tentang keadaannya.
”Jangan bertanya tentang apapun dan siapapun kepadaku. Aku sedang kembali dalam
ilmu Allah,” sahut Syekh Abdul Qadir.
Ketika ditanya Abdul Jabar, putranya yang lain, ”Apakah yang
dapat ayahanda rasakan dari tubuh ayahanda?” Syekh Abdul Qadir menjawab,
”Seluruh anggota tubuhku terasa sakit kecuali hatiku. Bagaimana ia dapat sakit,
sedang ia benar-benar bersama dengan Allah.”
”Mintalah tolong kepada Tuhan yang tiada tuhan yang wajib
disembah kecuali Dia. Dialah Dzat yang hidup, tidak akan mati, tidak pernah
takut karena kehilangannya.” Kematian pun segera menghampiri Syekh Abdul Qadir.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw68a_DtckqmB9fwnMxedCDJjyRnzIOkLLQUnQkIU_D44tAL_ozV2UMj1hzDYaxTLcD83uyQAX2YCf8qKLjKThyphenhyphenKnoZzUzyj1mW0sbPXQhDsZVcVtHLok4XNXAWJC5voGWqQicY3lOWz_M/s320/makam.jpg)
Syekh Abdul Qadir al-Jainlani menghembuskan
nafas terakhir di Baghdad, Sabtu bakda maghrib, 9 Rabiul Akhir 561 H atau 15
Januari 1166 M, pada usia 89 tahun. Dunia berduka atas kepulangannya, tapi
generasi penerus hingga sekarang tetap setia melanjutkan ajaran dan
perjuangannya.
info By : https://sufimuda.net/
Penelusuran yang terkait dengan perjalanan syekh abdul qodir jaelani
amalan syekh abdul qodir jaelani
kisah syekh abdul qodir jaelani dan iblis
syekh abdul qodir jaelani menghidupkan orang mati
kata kata mutiara abdul qodir jaelani
kisah syekh abdul qodir jaelani full
makam abdul qadir
ajaran syekh abdul qodir jaelani
kisah syekh abdul qodir jaelani menghidupkan orang mati (Mahbib
Khoiron)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar